Gereja yang Mendengar

Respons Pastoral terhadap Penderitaan yang Disebabkan oleh Emosi Malu

Penulis

  • Lamria Sinaga Sekolah Tinggi Diakones HKBP

DOI:

https://doi.org/10.46567/ijt.v10i2.283

Kata Kunci:

malu, emosi, mendengar, penderitaan, teologi pastoral, gereja

Abstrak

Emosi malu, salah, dan takut merupakan keadaan emosi yang paling umum dan normal dari kehidupan manusia. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi emosi malu dan bagaimana gereja memanfaatkannya dalam berteologi. Emosi malu lebih banyak dibicarakan dalam bidang psikologi dan konseling untuk alasan terapi. Sementara itu, tradisi agama, secara khusus gereja, “dengan idealisasinya,” memiliki kecenderungan memperburuk emosi malu yang mengakibatkan orang yang menderita malu menjauh dari gereja dan bahkan “menghilang.” Asumsinya, gereja kurang memahami malu sehingga cenderung tidak memanfaatkannya dalam berteologi. Dengan menggunakan metode berteologi konstruktif dengan metode penelitian kualitatif berdasarkan metode kerja studi pustaka, artikel ini akan mendialogkan pemahaman emosi malu dan relevansinya dalam berteologi pastoral. Pada akhirnya, artikel ini menyimpulkan bahwa emosi malu bukanlah jurang pemisah di antara manusia dan Allah melainkan ruang bertemu dengan Allah yang sempurna dalam kerapuhan dan penderitaan manusia melalui gereja yang mendengar.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Lamria Sinaga, Sekolah Tinggi Diakones HKBP

Lamria Sinaga adalah dosen di Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige. Ia meraih gelar Master of Theology di bidang Spiritual Care dari Silliman University Divinity School, Dumaguete, Filipina. Saat ini, ia sedang menempuh studi doktor teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta.

Referensi

Augsburger, David W. Pastoral Counseling Across Cultures. Philadelphia, PA: Westminster Press, 1986.

Azzah, Zulfa. “Meng-Eksistensikan Kembali Budaya Malu dalam Praktik Penipuan Jual Beli Online untuk Meningkatkan Perlindungan Konsumen di Era Revolusi Industri 4.0.” Lex Scientia Law Review, Vol. 3, No. 2. (2019): 155-162.

Benner, David G. Sacred Companions: The Gift of Spiritual Friendship & Direction. Downers Groove, IL: InterVarsity, 2002.

Besly J. T. Messakh. “Menuju Pelayanan Pastoral Yang Relevan Dan Kontekstual.” Theologia in Loco, Vol. 1, No. 1 (2018): 22-40.

Bonhoeffer, Dietrich. Life Together. London: SCM, 1954.

Bradshaw, John. Healing the Shame that Binds You. Deerfield Beach, FL: Health Communications, 1988.

Clebsch, A. William and Charles R. Jaekle, Pastoral Care in Historical Perspective. New York: Harper & Row, 1967.

Eisenberg, Nancy. “Emotion, Regulation, and Moral Development.” Annual Review Psychology, Vol. 51 (2000): 665-697.

Feingold, Lawrence. Faith Comes from What is Heard: An Introduction to Fundamental Theology. Steubenvilie, OH: Emaus Academic, 2016.

Floyd, James J. “Listening: A Dialogic Perspective.” In Listening and Human Communication in the 21st Century. Ed., Andrew D. Wolvin. Malden, MA: Wiley-Blackwell, 2010.

Georges, Jayson. The 3D Gospels: Ministry in Guilt, Shame, and Fear Cultures. Atlanta, GA: Time Press, 2014.

Harrison, Carol. The Art of Listening in The Early Church. Oxford: Oxford University Press, 2013.

Jones, Christine A. “I-Thou-We Shame: A Liberating Pastoral, Psychosocial Analysis of Shame.” Testamentum Imperium, Vol. 3 (2011): 1-14.

Khodijah. “Agama dan Budaya Malu sebagai Kontrol Sosial terhadap Perilaku Koruptif.” Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol. 15, No. 2 (2018): 121-135.

Lartey, Emmanuel Y. In Living Color: An Intercultural Approach to Pastoral Care and Counseling. Philadelphia, PA: Jessica Kingsley Publisher, 2003.

Lerner, Harriet. The Dance of Fear. New York: HarperCollins, 2004.

Muttaqin, Faizal Amrul. “Budaya Hukum Malu sebagai Nilai Vital Terwujudnya Kesadaran Hukum Masyarakat.” Al Syakhsiyyah Jurnal of Law and Family Study, Vol. 1 No. 2 (2019): 188-207.

Pakpahan, Binsar J. “Shameless and Guiltless: The Role of Two Emotions in the Context of the Absence of God in Public Practice in the Indonesian Context.” Exchange, Vol. 45 (2016): 1-20

_______. Mengembalikan Malu Spiritual: The Power of Shame. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.

Pattison, Stephen. Saving Face: Enfacement, Shame, Theology. London: Routledge, 2013.

_______. Shame: Theory, Therapy, Theology. Cambridge: Cambridge University Press, 2000.

Pembroke, Neil. “Pastoral Care for Shame-Based Perfectionism.” Pastoral Psychology, Vol. 61, No. 2 (2012): 245-258. https://doi.org/10.1007/s11089-011-0414-z.

_______. Pastoral Care in Worship: Liturgy and Psychology in Dialogue. London: T&T Clark, 2010.

_______. The Art of Listening: Dialogue, Shame and Pastoral Care. London: T&T Clark, 2002.

Peterson, Sharyl B. The Indispensable Guide to Pastoral Care. Cleveland, OH: The Pilgrim Press, 2008.

Rogers, Carl R. On Becoming a Person: A Therapist's View of Psychotherapy. New York: Hougton Miffin, 1989.

Saraswati, L. Ayu. “‘Malu’: Coloring Shame and Shaming the Color of Beauty in Transnational Indonesia.” Feminist Studies, Vol. 38, No. 1 (2012): 113-140.

Shaw, Daniel. Traumatic Narcissism and Recovery: Leaving the Prison of Shame and Fear. London: Routledge, 2022.

Siburian, Manahan. “Generasi Muda Masyarakat Batak Toba dan Hal-hal yang Mempengaruhi Cita-citanya.” Dalam Pemikiran tentang Batak. Ed., B. A. Simanjuntak. Medan: Universitas HKBP Nommensen, 1986.

Sinaga, Romeo Panly. “Maila sebagai Salah Satu Landasan Moral Batak Toba dan Relevansinya terhadap Siasat Gereja HKBP.” Tesis, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta, 2017.

Smedes, Lewis B. Shame and Grace: Healing the Shame We Don’t Deserve. New York: HarperCollins, 1993.

Sulistyawaty, Sri, dan Nelvitia Purba. “Strategi Pencegahan Korupsi dengan Budaya Malu (Studi Komparatif Masyarakat Melayu Indonesia Dengan Jepang).” Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, Vol. 4, No. 1 (2019): 439-447.

Susanti, Emilia. “Budaya Malu Cerminan bagi Perempuan Melayu.” Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol. 11, No. 2 (2014): 226-236.

Wu, Jackson. “Have Theologians No Sense of Shame?: How the Bible Reconciles Objective and Subjective Shame.” Themelios, Vol. 43, No. 2 (2018): 205-220.

Diterbitkan

2022-12-20

Cara Mengutip

Sinaga, L. (2022). Gereja yang Mendengar: Respons Pastoral terhadap Penderitaan yang Disebabkan oleh Emosi Malu. Indonesian Journal of Theology, 10(2), 231-252. https://doi.org/10.46567/ijt.v10i2.283

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama